Iklan

Marcindo
Jumat, 21 November 2025, November 21, 2025 WIB
Last Updated 2025-11-21T15:56:59Z
ADVETORIALBreaking NewsDaerahpalipemerintah

Kenalkan Cagar Budaya Bupati PALI Asgianto, ST Buka Acara Festival Candi Bumi Ayu. Gubernur Sumsel Herman Deru Turut Hadir

 





PALI, Galih Info -


Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengenalkan Cagar Budaya yang berada di Bumi Serepat Serasan yakni Candi Bumi Ayu, dengan menggelar Festival dengan skala besar.


Dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat PALI berpatisipsi menyaksi festival yang digelar dilapangan Glora November Pendopo PALI. Jum'at malam (21/11/2025)


UKM PALI di serbu masyarakat untuk mencicipi berbagai jajanan dari UKM, yang menyaksi Festival Candi Bumi Ayu.





Kegitan Festival tersebut di meriahkan juga oleh artis Ibukota.


Festival yang berlangsung hingga 24 November ini tidak hanya berpusat di kota, tetapi juga digelar di kawasan situs bersejarah Candi Bumi Ayu di Kecamatan Tanah Abang. Dua lokasi tersebut menjadi pusat rangkaian acara yang dirancang untuk menghidupkan kembali jejak budaya masa lampau.


Sorakan masyarakat memuncak ketika Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru tiba untuk membuka acara secara resmi. Ia hadir bersama Ketua TP PKK Sumsel, Feby Herman Deru.




Dalam sambutannya, Bupati Asgianto menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang mendukung terlaksananya festival.


“Atas nama Pemerintah Kabupaten PALI, saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, komunitas seniman dan budaya, para sponsor, sekolah-sekolah, serta seluruh masyarakat yang telah bekerja bersama menyukseskan festival ini,” ujarnya.


Lanjutnya, “Semoga Festival Candi Bumi Ayu menjadi momentum untuk menguatkan kecintaan kita terhadap budaya, memperkaya pengetahuan, serta memberi manfaat bagi dunia pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten PALI.”





Sementara itu, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa festival ini berpotensi meningkatkan daya tarik Candi Bumi Ayu di mata publik.


“Dengan dimulainya festival ini, Candi Bumi Ayu pasti akan menjadi bahan pembicaraan: di mana lokasinya, bagaimana bentuknya, mengapa dibangun. Ini memantik ketertarikan para arkeolog, pecinta budaya, hingga wisatawan mancanegara. Festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga literasi kebudayaan,” katanya.


Ia juga menekankan nilai historis dan toleransi yang tercermin dari keberadaan candi tersebut.


“Candi ini adalah simbol toleransi. Pada masa kejayaan Sriwijaya yang beraliran Buddha, justru berdiri candi yang dibangun oleh penganut Hindu. Ini bukti bahwa nilai toleransi sudah hidup sejak abad ke-8. Ciri peninggalannya dapat dilihat dari arah makam-makam lama yang tidak seragam: ada yang mengarah ke barat, ada yang ke selatan,” jelasnya.




Herman Deru turut mengapresiasi langkah Kabupaten PALI mengangkat warisan budaya daerah.


“Malam ini adalah malam bersejarah, karena untuk pertama kalinya Festival Candi Bumi Ayu diselenggarakan. Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi calendar of event daerah. Mulailah dari tingkat kabupaten, kemudian ajukan ke provinsi agar menjadi agenda resmi,” ujarnya menutup pidato.





Rangkaian acara itu juga menapilkan fashion show batik khas PALI, berbagai motif lokal yang diperagakan langsung oleh Bupati, Wakil Bupati, serta jajaran pemerintah daerah. Penampilan mereka menjadi simbol komitmen untuk mengangkat identitas seni dan budaya daerah. (GI)